Selamat Datang di Situs Edukasi Teknologi

02 April 2020

Relatif

Panggung 1 : Jauh di sebuah dusun nelayan dengan bau laut yang kental. Seorang paman menanyakan kabar keponakannya yang telah lama pergi ke kota. Dengan bangga, ibunya menjawab, “Syukurlah, sekarang hidup Bejo sudah enak. Dia bekerja sebagai petugas kebersihan di gedung tinggi.”
Panggung 2: Di sebuah gedung perkantoran di tengah kota yang yang sibuk. Seorang bos berdasi menanyakan tentang seorang pegawai yang sibuk. Seorang bos berdasi menanyakan tentang seorang pegawai yang tampak lusuh. Dengan gugup, manajernya menjawab, “Namanya Bejo pak! Pegawai rendahan di bagian kebersihan. Sayang nasibnya tidak sebaik namanya.”
Ahaa! Betapa relatifnya sebuah pekerjaan. Dari satu sudut pandang, sesuatu yang dibanggakan ternyata tak ubahnya cemoohan. Namun dari sudut lain, sebuah ejekan ternyata sumber harapan panjang. Begitulah bila pikiran mulai menilai-nilai apa yang disebut “kemujuran” hidup, maka pada saat yang sama ia memisah-misahkan orang ke dalam kelas-kelas berbeda. Padahal, melalui tatapan hati nurani, tiadalah lebih  berharga jabatan tinggi  di hadapan jabatan rendah. Ketika anda menghargai dan membebaskan diri dari peringkat-peringkat “keberuntungan”, disaat itu anda mampu mendengar  bisikan nurani.
----------------------------------

Sedikit sekali orang kaya yang memiliki hartanya sendiri. Hartalah yang memiliki mereka.
(Robert G. Ingersoll)


No comments:

Post a Comment